Dikda Ubah Aturan Mendadak
BLITAR - Pengumuman penerimaan siswa baru jalur tes pengendali mutu (TPM) tingkat SMA di Kota Blitar diwarnai kericuhan. Gara-garanya, dinas pendidikan mendadak mengubah kebijakan soal model penerimaan. Para calon siswa tidak diberi pilihan alternatif dalam memilih sekolah.
Padahal saat mendaftar, aturan mendaftar di dua sekolah sekaligus masih diberlakukan. Sehingga ketika pilihan sekolah yang pertama gagal, masih ada kesempatan diterima di pilihan kedua. Tapi tiba-tiba dalam pengumuman penerimaan PSB kemarin, itu ditiadakan. Akibatnya, banyak pendaftar yang gagal diterima masuk sekolah. Sebab penilaian diterima tidaknya, hanya dianggap yang menjadi pilihan pertama saja. Padahal, banyak berharap diterima pilihan kedua, jika yang pertama gagal. Salah satu cara agar bisa sekolah negeri hanya melewati jalur tes kemampuan akademik (TKA). "Tidak ada sosialisasi, kok malah membuat aturan yang merugikan," kata Siswanto, wali murid yang mendaftarkan kerabatnya di SMAN 3 Blitar.
Aksi protes calon wali murid itu dilampiaskan kepada pihak sekolah. Bahkan, protes wali murid itu ricuh dan nyaris berantem.
Seperti tahun lalu, dalam PSB jalur TPM, peserta menyertakan nilai unas. Dan, pendaftar diwajibkan menentukan dua pilihan sesuai keinginan. Contohnya, peserta yang memiliki NUN (nilai unas) SMP 35.00, menjatuhkan pilihan pertama ke SMAN 1 Blitar dan pilihan kedua SMAN 3 Blitar. Harapannya, ketika gagal atau terpental pada pilihan pertama, secara otomatis masih diterima di pilihan kedua dengan passing grade lebih rendah.
Namun, pada saat pengumuman kemarin, dua pilihan yang ditawarkan tak satu pun yang nyantol. Ternyata, panitia mengutamakan pilihan pertama saja dan mengabaikan pilihan kedua.
Berdasarkan penentuan, nilai NUN terendah di SMAN 1 Blitar adalah 36.10, sedangkan SMAN 3 Blitar 34.70. Itu berarti, mereka yang memiliki nilai 35.00 gagal diterima di SMAN 1 Blitar, dan bisa diterima di SMAN 3 Blitar. Namun karena yang dianggap hanya pilihan pertama, meski pendaftar yang nilainya mencukupi diterima di SMAN 3, juga dianggap gagal.
Sesuai pantauan Radar Blitar, SMAN 3 Blitar sendiri mengutamakan peserta yang menjatuhkan pilihan pertama di sekolah tersebut. Sekolah itu juga tidak mau menjadi lungsuran dari pendaftaran yang gagal di SMAN 1 Blitar. "Sistem penentuan pilihan kan begitu, pilihan satu gagal berlanjut ke pilihan kedua. Kalau memang demikian, lebih baik tidak usah mencantumkan pilihan kedua," protes salah satu wali murid.
Aksi protes terjadi di tiga sekolah, SMAN 1, 2 dan 3. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang ngluruk ke dinas pendidikan daerah (dikda) untuk mencari kejelasan. Sayang, belum ada jawaban yang pasti dari dikda. Keinginan untuk bertemu langsung dengan Kabid Pendidikan Menengah Umum (Dikmenum) Dikda Kota Blitar Samsul Hadi, tak terpenuhi. Samsul sedang ada urusan dinas keluar. "Saya mau mencari kejelasan, kok PSB tahun ini ruwet," kata Widyantoro, ayahanda Avis Nabila ini.
Widyantoro sendiri ternyata anaknya tidak sreg diterima di program imersi atau program unggulan SMAN 3 Blitar setelah melongok pengumuman hasil TPM. Nilai unas buah hatinya, 38.25, angka yang cukup untuk sekolah ke SMAN 1 Blitar. "Kalau tahu begini lebih baik ke SMAN 1 Blitar langsung dan pasti diterima," katanya.
Buntut tidak diterimanya pilihan kedua, terjadi lonjakan tinggi di jalur TKA yang juga resmi dibuka kemarin. SMAN 1 Blitar misalnya, kuota yang disediakan 54, sampai pukul 11.00, sudah terdaftar 200 lebih. Peserta sama sekali tidak mempermasalahkan persaingan atau besarnya biaya yang ditanggung. Mereka tetap ingin sekolah di SMA negeri di Kota Blitar dengan berbagai alasan. Padahal, panitia TKA menarik biaya pembelian formulir cukup tinggi. Formulir ternyata telah dinaikkan. Dari Rp 30 ribu menjadi Rp 40 ribu.
Sementara itu, buntut dari protes sebagian wali murid, juga membawa dampak bagi pengumuman TPM tingkat SMP. Jadwal pengumuman yang sedianya digelar 12.00 kemarin, hingga berita ini diturunkan masih belum jelas kabarnya. Tak pelak, kekecewaan tampak pada wali murid. Prosedur atau teknis penerimaan siswa SMP jalur TPM juga sama dengan SMA. Hanya saja perbedaannya, TPM SMP peserta diperkenankan memilih tiga dari sepuluh sekolah. Dua di antaranya berasal dari sekolah favorit, sisanya diserahkan sepenuhnya kepada peserta.
Kepala SMPN 2 Blitar Edy Sudjarwo mengatakan, pelaksanaan pengumuman PSB TPM berada di tangan sepenuhnya dikda. "Kami hanya pelaksana saja," katanya. Rencananya, pengumuman digelar pada hari ini di sekolah masing-masing. Diperkirakan juga banyak yang protes. (
Home » SMA-MA » Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMA Kota Blitar Ricuh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar